INFOBRAND.ID, JAKARTA - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan brand fesyen Flashy berhasil memanfaatkan digitalisasi untuk menangkap peluang-peluang ekspansi bisnis.
Pendiri Flashy Windy Wulandry menuturkan, digitalisasi mulai dimanfaatkan dalam kegiatan usahanya tahun 2019. Digitalisasi memungkinkan jenama asal Kota Bandung ini memanfaatkan peluang-peluang bisnis baru dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Kini konsumen produk Flashy tidak hanya terbatas di Kota Bandung saja, namun produk mereka sudah mencapai konsumen di daerah-daerah lain di Indonesia dan negara tetangga, Malaysia.
"Sekarang kan sudah banyak marketplace gitu ya, kayak misalnya Tokopedia, dengan ini Flashy itu bisa dijual ke seluruh Indonesia. Bahkan akhirnya ada juga pelanggan dari luar negeri, kayak dari Malaysia, dia jadi bisa beli," kata dia.
Windy menambahkan, selain Tokopedia perusahaannya juga memanfaatkan ShopTokopedia untuk memperluas jangkauan pemasaran via daring. Selain itu, untuk mengoptimalkan upaya pengembangan bisnisnya, Flashy tidak hanya menaruh dagangannya di etalase toko daring.
Windy mengatakan bahwa sekarang timnya mulai menggunakan konten audio visual dalam upaya pemasaran. Flashy berusaha menjangkau kaum muda yang umumnya mengikuti perkembangan teknologi dengan konten-konten menarik.
"Misalnya kita bikin konten tebak-tebakan dengan ada orang pakai produk kami seperti jaket parasut, yang salah tebakannya itu di-banjur air. Nah konten itu secara tidak langsung membantu kami menunjukkan kualitas produk kami, kalau itu tahan air. Ini jadi cara baru jualan dengan soft selling," tuturnya.
Strategi ini terbukti dapat membantu peningkatan penjualan produk Flashy via daring dengan dukungan fitur dan kampanye belanja daring dari Tokopedia dan ShopTokopedia. Sekitar 40 persen dari transaksi penjualan produk Flashy via daring saat ini berasal dari kedua platform layanan belanja tersebut.
Selain menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, Windy mengatakan, kunci sukses lain Flashy dalam upaya melanggengkan usaha yakni tetap menjaga ciri khas produk.
Hingga menginjak usia 26 tahun pada 2024, Flashy berusaha mengembangkan produk mengikuti tren dan kebutuhan pelanggan dengan tetap menjaga orisinalitas.
Dengan mengikuti saran dari pelanggan, Flashy menambah ragam produk. Semula jenama itu hanya membuat tas, tetapi selanjutnya juga membuat produk fesyen lain termasuk kaus dan jaket.
Meski begitu, menurutnya lagi, bahan kain parasut tetap digunakan pada produk-produk Flashy demi mempertahankan orisinalitas. Flashy mempertahankan pemanfaatan bahan parasut dari Kota Bandung untuk mempertahankan kekhasan produk.
Flashy sendiri merupakan brand tas dengan harga terjangkau yang dikenal generasi 90-an, kini telah bertransformasi menjadi brand fesyen yang menawarkan banyak ragam produk.