Tribunnews.com bertengger di ranking teratas versi Alexa Internet Inc. Prestasi ini diraih dengan perencanaan matang sebuah berita online dengan perspektif Indonesia yang terdiri dari 17.509 pulau, 1340 kelompok etnik. Bagi tribunnews.com, fenomena itu bukan sekedar banyaknya pulau dan etnik, melainkan menyimpan sejumlah persoalan, baik buruk, benar salah.
Media-media di Indonesia selalu menangkap bahwa Indonesia merupakan satu value. Itu ada benarnya, tapi tidak menyentuh substansi. “Dengan sudut pandang itu, kita membuat kolam-kolam panggung Tribun buat ekspresi lokal itu tadi,” ungkap Dahlan Dahi, Direktur PT Tribun Digital Online (Tribunnews.com).
Tribunnews.com punya data dari Google Analytics tentang apa yang hangat dibicarakan di masing-masing daerah, khususnya di network tribunnews.com. Dengan data ini dapat diketahui apa yang populer di masing-masing daerah.
IKLAN INFOBRAND.ID
Menurut Dahlan, kekuatan brand Tribun bukan di perspektif nasionalnya, tapi di network yang tersebar di lebih dari 20 kota di Indonesia. “Dan network itu adalah perspektif. Karena editor di masing-masing daerah memposting berita tentang daerahnya. Tapi editor lokal juga bisa memposting berita nasional. Makanya tagline Tribunnews.com adalah Nasional Great, Lokal Persfektif,”papar Vice President Entertainment News KG Media ini.
Apakah strategi ini yang membuat tribunnews.com menjadi Top of Mind? “Kami belum membuat survey brand. Tapi itu hanya pendekatan kita dalam mengelola konten,” jelasnya.
Tak pelak, kekuatan perspektif lokal ini membuat tribunnews.com berada di peringkat pertama saat ini. Bayangkan, pembaca unik (unique user) Tribunnews.com mencapai 136 juta per bulan. Itu yang menjelaskan kenapa Tribun berada pada ranking teratas versi Alexa. Sedangkan pengunjung per hari saat ini mencapai 12 juta untuk seluruh jaringan tribunnews.com.
Menurutnya, semua orang bisa membuat website berita. Tribun, misalnya meng-empower local perspective. Di dalam local perspective, ada local community, ada lokal politisi dan sebagainya.
Ia menambahkan, reporter-reporter tribunnews.com itu biasa bekerja di suratkabar Tribun di daerah. Persoalannya bagaimana reporter tersebut memberi distribusi berita untuk Tribun online? “Sebetulnya tidak susah, karena game play-nya ada di pihak manajemen. Nah, itu transfromasi, membuat berita untuk suratkabar dan sekaligus membuat berita untuk online. Permasalahan terbesar soal organisasi adalah masalah habit,” katanya serius.
IKLAN INFOBRAND.ID
Dahlan mengungkap rahasia bagaimana di awal transformasi Tribun menuju digital. “Pada 2010, semua reporter Tribun dibekali BlackBarry untuk bisa menulis berita di lapangan. Kemudian PC (personal computer) di kantor dihilangkan. Di sinilah pentingnya leadership Sebab, kehadiran tribunnews.com berangkat dari suratkabar, sehingga harus menyesuaikan habit baru era digital ini,”.
Pada saat itu Key Performance Indicator (KPI) reporter dari tiga berita menjadi 10 berita perhari. Awalnya protes kecil. Tapi setelah diberi penjelasan akhirnya proses ini berjalan baik. []
