JAKARTA, INFOBRAND.ID - PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. ("TBIG") hari ini mengumumkan laporan keuangan interim enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021.
TBIG berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp2.971 miliar dan Rp2.593 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021. Jika triwulan kedua ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp6.197 miliar dan Rp5.415 miliar.
TBIG memiliki 37.232 penyewaan dan 19.709 sites telekomunikasi per 30 Juni 2021. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 19.598 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 37.121, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,89x.
“Dengan senang hati kami mengumumkan bahwa pembelian 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (“IBST”) telah diselesaikan di awal April. Pertambahan pendapatan dan EBITDA dari akuisisi ini telah digabungkan di dalam laporan keuangan kuartal kedua. Di enam bulan pertama 2021, kami telah menambahkan 3.465 sites telekomunikasi dan 2.180 kolokasi ke dalam portofolio kami,” komentar Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.
Penambahan menara IBST telah menyebabkan penurunan rasio kolokasi kami dari 1,98x di kuartal pertama menjadi 1,89x di akhir kuartal kedua. Seiring dengan pelanggan telekomunikasi kami terus memperkuat dan memperluas jaringan mereka, kami memperkirakan adanya peningkatan permintaan untuk kolokasi. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang berlanjut, tim manajemen kami mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan kami menjaga kesehatan karyawan kami dan menjaga kemampuan kami untuk beroperasi selama masa yang tidak pasti ini,” tambah Hardi.
Per 30 Juni 2021, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp26.811 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp11.448 miliar. Dengan saldo kas yang mencapai Rp894 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp25.916 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp10.554 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal kedua 2021 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,9x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8x.
“Rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan meningkat dari 4,4x menjadi 4,8x pada kuartal kedua tahun 2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penyelesaian akuisisi 3.000 menara IBST. Berbagai debt refinancing yang kami lakukan selama semester pertama tahun 2021 telah memperpanjang profil jatuh tempo utang kami dan mengurangi biaya pembiayaan all-in kami. Kami terus melakukan lindung nilai atas utang kami dengan lindung nilai yang sesuai dengan jatuh tempo utang,” kata Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG.