Senin, 06 Mei 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Gancar Premananto : Aplikasi Mobile Telah Berubah Dari Area Blue Ocean Ke Red Ocean

Posted by: 3507 viewer

Gancar Premananto : Aplikasi Mobile Telah Berubah Dari Area Blue Ocean Ke Red Ocean
Gancar Candra Premananto

Di tengah peluang dan manfaat yang tinggi dari aplikasi mobile pastinya sejurus dengan munculnya persaingan yang tinggi. Aplikasi mobile yang tadinya adalah area blue ocean, sudah berubah menjadi area red ocean. Jumlah applikasi dari Google play store sendiri misalnya saat ini telah mencapai 3.000.000 aplikasi. Hal ini merujuk kepada data statista tentang Number Of Available Applications In The Google Play Store 2009-2017 yang dipaparkan oleh Head Of Magister Management Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Airlangga, Gancar Candra Premananto.

Menurutnya, setidaknya ada enam poin maraknya aplikasi mobile naik ke permukaan. Pertama, Para pelaku bisnis sudah menyadari adanya era Revolusi Industri 4.0. Dan pemasar harus mengikuti perubahan yang ada dan mencari peluang pemasaran baru.  Kedua, Aplikasi mobile merupakan bentuk dari peluang bisnis di era dukungan atas industri kreatif dan entrepreneurship. Ketiga, Dari perspektif perilaku konsumen, penggunaan aplikasi juga mengalami peningkatan sehingga Penggunaan aplikasi mejadi salah satu kebutuhan gaya hidup modern dan praktis. Keempat, Dari perspektif regulasi, belum dibuatkan regulasi khusus tentang aplikasi mobile. Kelima, Dukungan IT smartphone yang semakin menjadikan aktivitas mengunduh aplikasi semakin mudah dan memadai dalam hal penyimpanannya. Keenam, Generasi melek IT di Indonesia semakin banyak.

Meski begitu, Gancar menilai tidak semua aplikasi mobile menjadi aplikasi yang diminati, dirating dan diunduh oleh konsumen. Menurutnya,kKapasitas memori smartphone yang terbatas, tidak memungkinkan konsumen pengguna smartphone mengunduh semua aplikasi. “Untuk itu, beberapa hal yang harus dilakukan adalah Identifikasi kebutuhan dan tujuan penciptaan aplikasi mobile, Eksplorasi pesaing aplikasi mobile yang memiliki kebutuhan dan tujuan yang sama, Membuat diferensiasi aplikasi dengan memperbaiki kekurangan atau mengkombinasikan keunggulan aplikasi mobile lain, sebagai langkah awal mem-branding aplikasi, Brand yang menarik dan penentuan kata kunci, Melakukan aktivitas komunikasi pemasaran terintegrasi baik secara organik maupun anorganik  untuk meningkatkan visibilitas, rating dan tingkat unduhan. Salah satu aktivitas yang harus dilakukan dalam hal ini adalah App Store Optimization (ASO), Melakukan pengukuran visibilitas, rating dan tingkat unduhan dan meningkatkan tingkat consumer experience atas penggunaan aplikasi dengan terus melakukan continuous improvement sistem dan fungsi aplikasi,” jelasnya kepada INFOBRAND.ID

IKLAN INFOBRAND.ID

Pria kelahiran Surabaya, 22 Juli 1974 ini menambahkan bahwa Aplikasi mobile hanyalah alat bantu yang membutuhkan investasi dan perawatan. Sebagai alat bantu tidak serta merta, menjadi penentu kesuksesan bisnis. Tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan target pasar.  “Bagi perusahaan kecil, biaya investasi dan perawatan untuk aplikasi mobile tentunya masih sangat signifikan, apalagi bila harus bertarung dengan perusahaan besar. Yang menjadikan seringkali tidak perlu sebuah institusi membuat sendiri aplikasi mobile, namun dapat menggabungkan diri dengan aplikasi yang sudah ada. Seperti Ramayana dept store, yang lebih menggunakan applikasi belanja yang sudah ada dan tidak membuat sendiri seperti halnya Matahari departement store,” ucapnya.

Selain itu, katanya, target pasar juga menjadi penentu, apabila target pasar adalah generasi Z dan Y, maka masuk ke dunia digital dan internet, menjadi salah satu senjata utama.  “Intinya tidak memiliki aplikasi mobile sendiri bukanlah menjadi sebuah pemicu gulung tikarnya sebuah perusahaan. Aplikasi mobile yang sudah ada sekalipun tidak menjadi jaminan perusahaan akan sukses, mengingat persaingan di dunia aplikasi mobile gratis juga tinggi,” jelasnya.

Begitupun dalam hal corporate branding. Menurutnya, tidak ada hal yang pasti berhasil dalam masalah branding. “Setidaknya aplikasi mobile menunjukkan perusahaan telah mengikuti perkembangan zaman. Telah mengokomodasi IT dalam aktivitas operasionalnya. Hal tersebut merupakan sinyal yang ditangkap konsumen terhadap modernitas perusahaan.  Karena itu sebuah aplikasi mobile harus dibuat dengan spesifikasi tertentu seperti nama yang tidak terlalu panjang, mudah diingat, unik dan bukan merek ikut-ikutan. Lebih lanjut, aspek ,komunikasi pemasaranlah yang harus dapat diarahkan untuk menginformasikan, mempersuasi dan memperkuat persepsi,” terangnya.

 

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Pantang Menyerah, BNI Apresiasi Semangat Tim Thomas dan Uber Indonesia

Pantang Menyerah, BNI Apresiasi Semangat Tim Thomas dan Uber Indonesia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI selaku sponsor resmi mengapresiasi semangat pantang menyerah yang telah ditunj...


Perkenalkan LISSA, Solusi AI Berkelanjutan dari Lenovo

Perkenalkan LISSA, Solusi AI Berkelanjutan dari Lenovo
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Lenovo membuka awal Mei 2024 dengan mengenalkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bernama LISSA sebagai solu...


Sunra Mulai Pembangunan Pabrik Sepeda Motor Listrik Terbesar di Jateng

Sunra Mulai Pembangunan Pabrik Sepeda Motor Listrik Terbesar di Jateng
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech (Sunra Indonesia) membangun pabrik sepeda motor listrik terbesar di Kawasan Industri Kendal, Jaw...


FAST Hadirkan Inovasi Pemadam Api Baterai Motor Listrik Pertama di Dunia

FAST Hadirkan Inovasi Pemadam Api Baterai Motor Listrik Pertama di Dunia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) selaku distributor tunggal dari produk pemadam api Lithium Fire Killer (LFK) Hartind...