JAKARTA, INFOBRAND.ID – Mengelola isu merupakan hal penting buat seorang public relations (PR) sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai isu yang muncul ke permukaan.
Artinya, sebelum ada sebuah isu yang salah menyebar ke masyarakat dan mampu membuat buruk terhadap citra perusahaan, dapat terlebih dahulu dicounter oleh seorang humas atau PR.
Seperti dikutip dari PR Indonesia, Senin (23/8/2021) ada dua tools utama dalam mengelola isu. Dengan tools ini PR mampu mengidentifikasi, menentukan prioritas, hingga memetakan para pemangku kepentingan yang sangat berpengaruh terhadap bisnis dan organisasinya.
Pertama dengan melakukan pemetaan stakeholder. Pemetaan stakeholder akan memetakan dari sekian banyak pemangku kepentingan dari internal hingga ke eksternal seperti lembaga, dan institusi yang dinilai sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi.
Caranya, dengan menentukan stakeholder yang memiliki relevansi terhadap sebuah isu. Setelah itu, prioritaskan dan kelompokan stakeholder, tujuannya adalah untuk menentukan perbedaan perlakuan, cara, dan strategi dalam menghadapinya.
Kedua lakukanlah pemetaan isu, pemetaan isu ini akan berguna untuk meredam isu yang berkembang, namun sebelumnya seorang PR harus terlebih dahulu membuat daftar isu prioritas yang kemungkinan akan dihadapi serta usulan upaya pencegahannyua.
Nah, dengan menggunakan kedua tools tadi namun ternyata krisis masih ada, seorang PR harus menghadapinya dengan tujuh cara meredam krisis. Berikut ulasan singkatnya.
1. Membuat kronologi kejadian
2. Mengidentifikasi pihak-pihak di luar dan di dalam yang kira-kira berperan dalam kondisi krisis.
3. Membuat strategi komunikasi krisis dan mengeksekusi action plan.
4. Membuat pilihan skenario.
5. Membuat laporan berkala terkait perkembangan situasi. Tujuannya, agar semua pihak dapat terinformasi dengan baik.
6. Menyiapkan naskah draft standby statement yang berisi pesan kunci.
7. Melakukan eksekusi dan supervisi kegiatan-kegiatan yang telah dirancang untuk memulihkan reputasi.