Sabtu, 04 Mei 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Survei Alvara: Perilaku Publik Selama Pandemi Covid-19

Posted by: 15611 viewer

Survei Alvara: Perilaku Publik Selama Pandemi Covid-19
Ilustrasi

JAKARTA, INFOBRAND.ID – Sejak tanggal 2 Maret 2020, virus corona atau covid-19 telah masuk Indonesia dan telah menyebar ke seluruh Indonesia. Angka resmi yang diumumkan oleh pemerintah hingga tanggal 12 April 2020 tercatat mencapai 4.241 penduduk Indonesia dinyatakan telah positif terkena virus disebut-sebut berasal dari Wuhan, China ini. Sementara 359 orang dinyatakan sembuh dan 373 orang meninggal dunia.

Perkembangan virus corona sudah pada taraf sangat mengkhawatirkan karena telah menyebar ke 34 provinsi di Indonesia, selain itu tingkat kematian akibat virus corona di Indonesia sangat tinggi, mortality rate di Indonesia mencapai 8-9%, jauh diatas rata-rata global. Pemerintah telah berupaya keras untuk mengurangi penyebaran virus ini melalui berbagai kebijakan, termasuk menghimbau masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, meliburkan sekolah dan kantor, serta yang terakhir memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diusulkan daerah ke Pusat.

Kebijakan tersebut berdampak pada perilaku masyarakat, masyarakat beradaptasi dengan berbagai pembatasan yang dilakukan  pemerintah. Melihat hal itu, Alvara Research Center melakukan survei online untuk memotret perilaku masyarakat. Survei ini dilaksanakan pada tanggal 9 April 2020, diikuti oleh 504 responden yang tersebar dari berbagai daerah. Karena sifatnya survei online, maka survei ini memiliki keterbatasan tidak bisa digunakan untuk mewakili seluruh populasi Indonesia. Hasil ini juga merupakan survei kedua dari serangkaian survei yang akan dilakukan oleh Alvara Research Center terkait covid-19 di Indonesia.

IKLAN INFOBRAND.ID

KECEMASAN PUBLIK

Dari hasil survei tersebut tercatat bahwa 44,4% menjawab “Lebih Buruk” saat diminta pendapat mengenai  perkembangan wabah covid-19 di wilayah tempat tinggal responden dibanding satu minggu yang lalu. Dan ketika ditanya mengenai perasaan mereka dibanding 2 minggu lalu, hanya 22,4% menjawab “Lebih Baik”.

Hasanuddin Ali, Founder and CEO Alvara Research Center menjelaskan, penyebaran covid-19 yang semakin meluas, membuat publik semakin was-was dan hal ini dapat berpengaruh kepada kondisi kejiwaan masyarakat.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan persoalan yang paling dikhawatirkan oleh publik adalah tertularnya anggota keluarga, dimana 94,9% publik khawatir anggota keluarga tertular covid-19. Selain itu  89,9% merasa khawatir terhadap Kenaikan harga dan 61,8% khawatir terhadap ketersediaan bahan makanan. Sementara 63,3% khawatir kehilangan pekerjaan, serta 60,1% khawatir terhadap Membayar Cicilan.

 “Wabah covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan di Indonesia ini benar-benar telah mengganggu secara lahir dan bathin masyarakat. Selain kekhawatiran akan anggota keluarga yang tertular covid-19, publik juga sangat khawatir dengan persoalan ekonomi terutama terkait harga bahan makanan dan lapangan pekerjaan,” jelas Hasanuddin Ali, CEO Alvara Research Center dalam keterangan tertulisnya yang diterima INFOBRAND.ID pada Senin (13/4).

IKLAN INFOBRAND.ID

PERSEPSI PUBLIK

 “Publik menilai tingkat kedisplinan dan partisipasi warga sekitar dalam menjalankan social/physical distancing di lingkungan mereka cukup rendah” kata Hasanuddin.

Ketika Publik diminta menilai tingkat kedisplinan dan partisipasi masyarakat dalam menjalankan social/physical distancing di lingkungan sekitarnya. Hasil survei menunjukkan hanya 8,3% menilai ‘Semuanya benar-benar patuh’.  38,7% menilai ’Sebagian kecil mengikuti’, 50,2% menilai Sebagian besar mengikuti’, dan 2,6% menilai ‘Tidak ada yang mengikuti’. Serta ada 0,2% menjawab Tidak Tahu

Sementara itu, terkait persepsi publik terhadap Respons Pemerintah terhadap penanganan covid-19 sejauh ini, hanya 49.6% publik yang menilai respons Pemerintah Indonesia terhadap penanganan covid-19 baik, selebihnya menganggap biasa saja (22.0%) dan buruk (28.3%)

IKLAN INFOBRAND.ID

 “Rendahnya Persepsi publik terhadap respon pemerintah ini, menunjukkan bahwa pemerintah belum optimal dalam menanggulangi penanganan penyebaran Covid-19. Hal ini tentunya akan menimbulkan persoalan baru yang melebar tidak hanya tentang masalah kesehatan, namun terkait ekonomi, sosial dan kemanan, jika dalam waktu dekat pemerintah tidak memperbaiki kebijakan yang dilakukan saat ini” ujar Hasanuddin.

DI RUMAH SAJA

Mayoritas publik melaksakan anjuran untuk tinggal dirumah, mereka paling banyak keluar rumah hanya 1 – 2 kali dalam seminggu. “Namun ada kecenderungan kelompok masyarakat dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah frekuensi keluar rumahnya lebih tinggi,” kata Hasanuddin menambahkan.

Perilaku keluar rumah, terlihat pada table diatas. Kelas A+ menunjukkan Status Sosial Ekonomi tertinggi, sedangkan E menunjukkan Status Sosial Ekonomi terendah. Hasil Survey menunjukkan, pada kelompok sosial ekonomi menengah bawah, perilaku keluar rumah lebih dari 10 kali cenderung lebih banyak dibandingkan kelompok sosial diatasnya.

“Perilaku kelompok menengah bawah ini, dapat didorong oleh berbagai faktor. Tuntutan Ekonomi yang tetap harus dipenuhi,  atau literasi masyarakat terhadap kebijakan tinggal dirumah belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat.

IKLAN INFOBRAND.ID

“Akhir-akhir ini, telah terjadi perubahan perilaku masyarakat yang signifikan, perubahan tersebut dipicu oleh lebih banyak waktu yang dihabiskan di rumah. Perubahan perilaku tersebut terutama terlihat dari perubahan perilaku komunikasi, belanja, dan kehidupan sosial kemasyarakatan di lingkungan mereka. Penggunaan Video conference dan melakukan belanja online terkait makanan mulai meningkat di kalangan masyarakat” ujar Hasanuddin

Hasil Survey menunjukkan, Komunikasi publik melalui video conference cukup tinggi. Dimana, 57,1% mengaku pernah mengikuti video conference secara online dengan teman-teman atau kolega untuk keperluan apapun. Dan 87,1% melakukan Belanja Online, dimana Makanan/Minuman menjadi produk yang banyak dibeli.

KEBIASAAN BARU DAN AKTIFITAS PASKA PANDEMI

“Pandemi covid-19 melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru seperti hidup lebih bersih/ higienis dan Sebagian besar ingin pergi ke tempat wisata jika wabah covid-19 selesai” ujar Hasanuddin.

Publik menilai adanya perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari, perilaku itu antara lain 78% berubah ‘Lebih bersih/Higienis’, 60,5% berubah ‘lebih banyak waktu aktivitas di rumah’, 48% berubah ‘lebih sering menjaga jarak dengan orang lain’. Selain perilaku yang mengikuti himbauan pemerintah , terdapat sisi lain dimana 40,9% berubah ‘lebih akrab dengan Keluarga’, 25,9% ‘mengalami kesepian’ dan 24,8% melakukan perubahan pada ‘belanja online/peningkatan penggunaan layanaan pengiriman.

Publik sudah mulai jenuh dengan pandemi, setelah pandemi ini berakhir, 21,8% mengaku ingin pergi  ke tempat wisata, 19% bekerja, 13,9% bersilaturahmi dengan Keluarga/Teman.

KESIMPULAN

  • Wabah covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan di Indonesia benar-benar telah mengganggu secara lahir dan bathin masyarakat. Selain kekhawatiran akan anggota keluarga yang tertular covid-19, publik juga sangat khawatir dengan persoalan ekonomi terutama terkait harga bahan makanan dan lapangan pekerjaan.
  • Akhir-akhir ini, telah terjadi perubahan perilaku masyarakat yang signifikan, perubahan tersebut dipicu oleh lebih banyak waktu yang dihabiskan di rumah. Perubahan perilaku tersebut terutama terlihat dari perubahan perilaku komunikasi, belanja, dan kehidupan sosial kemasyarakatan di lingkungan mereka. Penggunaan Video conference dan melakukan belanja online terkait makanan mulai meningkat di kalangan masyarakat.
  • Penyebaran virus covid-19 bisa dihentikan tergantung dua hal, pertama ketepatan dan ketegasan kebijakan pemerintah, kedua kedisiplinan dan partisipasi aktif publik dalam melaksanakan social/physical distancing.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G

Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Infinix kembali memanjakan penggemarnya dengan merilis dua ponsel anyarnya yaitu Infinix Note 40 Pro 5G dan Note 40 Pro+ 5G se...


Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia

Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Produsen otomotif asal Prancis, Peugeot, secara resmi menghentikan penjualan mobil barunya di Indonesia sejak Kamis 2 Mei 2024...


Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 

Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Xiaomi Indonesia menawarkan tablet anyar Xiaomi Pad 6S Pro, yang memiliki layar 12,4 inci dan menggunakan sistem operasi Hyper...


Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 

Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Brand ponsel asal China, vivo, meluncurkan ponsel pintar baru berdesain ramping vivo V30e dengan harga mulai dari Rp4,6 jutaan...