Jum'at, 03 Mei 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Pentingnya Imunitas Tubuh Meski Sudah Divaksin

Posted by: 1587 viewer

Pentingnya Imunitas Tubuh Meski Sudah Divaksin
virtual talkshow kesehatan bertajuk “Pentingnya Menjaga Imunitas Tubuh Meski Sudah Divaksinasi”.

JAKARTA, INFOBRAND.ID - Masalah Covid-19 di Indonesia masih  belum dapat diatasi sesuai harapan. Pasca program vaksinasi di Indonesia, penyebaran Covid-19 masih belum turun signifikan.

Demikian diungkapkan Dokter Spesialis Paru, Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), dalam virtual talkshow kesehatan bertajuk “Pentingnya Menjaga Imunitas Tubuh Meski Sudah Divaksinasi”, Rabu (28/4/2021). Karena itu, menurutnya masyarakat harus diingatkan untuk tetap menjalankan 5M  dan juga menjaga imunitas tubuh  adalah sesuatu yang penting, agar pencegahan bisa benar-benar dilaksanakan.

Tidak mengherankan jika saat ini pemerintah terus berupaya menekan penyebaran Covid-19. Selain memperluas cakupan vaksinasi, kampanye 5M, larangan mudik, sampai menutup Visa India.  

IKLAN INFOBRAND.ID

dr. Erlina menambahkan, sebenarnya Indonesia bisa belajar dari India, yang baru-baru ini mengalami Tsunami Covid-19, hingga jumlah kasus yang terinfeksi mencapai 200 ribu per harinya. Bahkan, angka kematian akibat Covid-19 juga meningkat.

“Ini terjadi karena masyarakat abai dengan protokol kesehatan dan karena mereka merasa sudah divaksin. Belajar dari India, maka vaksin bukan segala-galanya. Kalau sudah divaksin, jangan eforia dan abai dengan prokes,” ujarnya.

Senada dengan dr. Erlina, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Immunologi, Dr. dr. Gatot Soegiarto, Sp.PD-KAI, FINASIM juga menegaskan tidak ada perlindungan yang sifatnya seratus persen dari vaksin. Dikatakan, dalam kondisi sekarang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan memberikan perlindungan 50 persen saja melalui vaksin sudah bisa dilakukan.

Perlindungan 50% artinya kalau dibandingkan orang yang tidak divaksin, orang yang divaksin risiko tertularnya  50% lebih rendah. BPOM sendiri telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization pada vaksin  Sinovac dengan efikasi 65,3%. Artinya, risiko tertularnya 65,3% lebih rendah dibandingkan  mereka yang tidak divaksin. 

Angka ini juga  berarti orang yang divaksin pun masih tetap ada kemungkinan terinfeksi Covid-19. Namun kemungkinan lebih kecil ketimbang mereka yang tidak divaksin. Termasuk yang sudah pernah terinfeksipun masih bisa terkena.

IKLAN INFOBRAND.ID

Gatot mengatakan, orang yang terinfeksi tergantung tingkat infeksinya. Infeksinya bisa  tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, atau gejala kritis. Katanya semakin berat tingkat infeksinya, tubuh berjuang semakin keras untuk mengalahkan virus. Fakta yang diperoleh, antibodi itu berbanding lurus dengan tingkat keparahannya.

Karena itu, orang yang telah dilakukan vaksinasi responnya bisa macam-macam. Tergantung usia, gender, kualitas gizi, memiliki penyakit penyerta,  dan stres. Orang yang usianya muda dibandingkan dengan yang tua, respon atau titer antibodi yang dibentuk lebih rendah yang berusia lebih tua. Karena orang tua mengalami penurunan fungsi, salah satunya fungsi imun.

Perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Orang dengan gizi bagus respon antibodi lebih tinggi dibandingkan dengan yang bergizi buruk. Orang yang memiliki penyakit penyerta, kemampuannya untuk membentuk antibodi juga lebih rendah dibandingkan orang yang tidak memiliki penyakit penyerta. 

Faktor stres juga berpengaruh. Orang yang stres, kemampuan membentuk antibodinya juga menurun. Termasuk untuk mereka yang mengonsumsi antibiotika, respon imun atau kemampuan untuk membentuk antibodi juga turun. Sebaliknya ada  bahan tertentu yang memiliki kemampuan untuk membentuk titer antibodi seperti echinacea purpurea, bahan herbal yang bermanfaat sebagai immunomodulator.

"Penggunaan immunomodulator seperti echiancea purpurea ternyata bisa meningkatkan titer antibodi terhadap vaksinasi. Respon tubuh menjadi lebih baik," jelas Dr. Gatot.

IKLAN INFOBRAND.ID

Gatot juga menepis anggapan bahwa saat pemberian dosis 1 ke dosis 2 tidak boleh mengonsumsi immunomodulator. Antara jeda vaksinasi dosis 1 dan dosis 2 diperbolehkan mengonsumsi immunomodulator. Jadi tergantung obat yang dikonsumsi, kalau obatnya steroid, obat penurun panas, kalau dikonsumsi hanya sehari sesuai kebutuhan tidak masalah.

“Tapi kalau berkepanjangan, ada jurnal yang meneliti bahwa konsumsi yang berlebihan dengan jenis obat ini (steroid, obat penurun panas, Red) maka titer antibodinya menurun. Namun, kalau yang digunakan adalah immunomodulator echinacea purpurea, justru yang meningkatkan titer antibodi. Justru itu yang boleh," kata dr. Gatot.

Menurut Gatot, lansia disarankan mengonsumsi immunomodulator seperti echinace purpurea,  karena sifatnya kalau imun lemah dia membantu meningkatkan, kalau sudah berlebihan akan mengerem. Menurutnya, lansia itu mengalami penurunan fungsi imun. Lansia kalau mengonsumsi immunomodulator seperti echinace purpurea, maka pemberian itu bagus. Artinya, dalam kondisi yang kurang, maka lansia harus dibantu atau dirangsang dengan immunomodulator seperti echinacea purpurea," katanya.

Hal yang sama dikemukakan Dr. Erlina. Masyarakat yang sudah mendapat vaksin Covid pun  tetap butuh suplemen seperti immunomodulator. Sebenarnya, suplemen atau vitamin itu ada di makanan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Tapi, tidak semua orang suka sayur dan buah. Jadi, menurut saya, harus ada beberapa ikhtiar untuk menghindari terjadinya infeksi covid-19 ini.

“Selain vaksinasi, juga bisa menjalankan 5M, termasuk juga dengan meningkatkan imunitas tubuh, salah satunya dengan mengonsumsi immunomodulator," kata Dr. Erlina.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G

Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Infinix kembali memanjakan penggemarnya dengan merilis dua ponsel anyarnya yaitu Infinix Note 40 Pro 5G dan Note 40 Pro+ 5G se...


Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia

Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Produsen otomotif asal Prancis, Peugeot, secara resmi menghentikan penjualan mobil barunya di Indonesia sejak Kamis 2 Mei 2024...


Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 

Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Xiaomi Indonesia menawarkan tablet anyar Xiaomi Pad 6S Pro, yang memiliki layar 12,4 inci dan menggunakan sistem operasi Hyper...


Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 

Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Brand ponsel asal China, vivo, meluncurkan ponsel pintar baru berdesain ramping vivo V30e dengan harga mulai dari Rp4,6 jutaan...