Digitalisasi telah mengubah wajah hampir di seluruh industri di Indonesia. Perusahaan-perusahaan pun dipaksa harus beradaptasi dengan situasi ini. Industri Perbankan salah satu yang terkena arus perubahan dari layanan konvensional menjadi digital.
BRIsyariah, salah satu bank yang responsif dengan perubahan ini. Bahkan perubahan ini berjalan sangat mulus. Hal ini karena BRIsyariah turut memanfaatkan digitalisasi untuk mencari seluk beluk mengenai digital branding di internet.
“Tidak ada kendala berarti saat kami memutuskan terjun ke dunia digital. Semua informasi how-to-nya tersedia di internet, informasi seluk beluk digital branding pun tersedia dengan lengkap dan terbuka. Survey pelanggan pun makin mudah dilakukan karena bisa dilakukan tanpa tatap muka”, ujar Mulyatno Rachmanto Corporate Secretary BRIsyariah.
Keseriusan BRIsyariah terhadap era ini bisa telihat juga dari anggaran untuk membangun ekosistem digital yang meningkat hingga 80% di 2019.
“Anggaran tersebut dialokasikan untuk pengembangan sistem host to host terkait value chain, modernisasi core banking system, peningkatan fitur financing, pengembangan electronic channel, serta pengembangan digital banking untuk funding, financing dan pembayaran,” tambahnya lagi.
Dengan persiapan sangat matang tersebut untuk beralih ke digital, kini Kiprah BRIsyariah tidak terbendung lagi. Resep sukses BRIsyariah dalam membangun citra positif adalah dengan menitikberatkan pada 2 hal penting di era digital, pertama adalah konten dan komunikasi.
Masyarakat kini punya akses untuk berselancar dalam jaringan secara bebas. Mereka menggantungkan keputusan di ibu jari mereka. Mereka suka maka akan di click kalau tidak akan di scroll lewat saja.Adanya perubahan kebiasan dalam mengkonsumsi informasi, Mulyatno melihat perlu strategi baru untuk mendekati masyarakat.
Konten visual menjadi solusinya, karena menurutnya masyarakat sekarang akan lebih mudah menyerap dan dijelaskan manfaat sebuah produk dan diyakinkan nilai dan kegunaan produk disampaikan dengan gambar dan bahasa yang menarik.
Sedangkan untuk komunikasi, BRI syariah sadar ketika membangun brand di dunia digital juga harus dibarengi dengan kesiapan berkomunikasi dengan masyarakat secara responsif. Caranya adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan media sosial sebagai tool tambahan untuk menjalin kelekatan dengan konsumen.
“Justru media sosial memudahkan bagi kami untuk engage dengan konsumen baik untuk customer service maupun marketing. Dahulu, PR hanya fokus kepada media massa dan media elektronik, kini kami juga fokus kepada media online, termasuk media sosial”,terangnya.
Keseriusan membangun ekosistem digital tersebut diatas berimbas positif dengan pertumbuhan revenue BRIsyariah di 2019. Tercatat sampai pertengahan tahun ini revenue BRIsyariah mengalami pertumbuhan sebesar 9%. Hasil ini membuat Mulyatno sangat optimis dalam memandang tren ini akan terus tumbuh hingga akhir tahun.