Sabtu, 04 Mei 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Kinerja Industri Manufaktur Masih Positif di Triwulan II-2018

Posted by: 2229 viewer

Kinerja Industri Manufaktur Masih Positif di Triwulan II-2018
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto

Industri pengolahan nonmigas masih menunjukkan kinerja yang positif, di mana pada triwulan II tahun 2018 tumbuh hingga 4,41 persen atau lebih tinggi dibandingkan capaian periode yang sama di tahun lalu sebesar 3,93 persen. Bahkan, sektor manufaktur konsisten menjadi kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, yang tercatat di angka 19,83 persen pada triwulan II-2018.

“Tentu sekarang kita harus melihat ke depan, bahwa sektor manufaktur menjadi salah satu ujung tombak perekonomian Indonesia karena kontribusinya mencapai 18-20 persen. Jadi, pertumbuhan ekonomi kita tergantung dari sektor manufaktur,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (7/8).

Adapun sektor-sektor yang menjadi penopang pertumbuhan industri pengolahan nonmigas di kuartal dua tahun ini, antara lain adalah industri karet, barang dari karet dan plastik yang tumbuh sebesar 11,85 persen, kemudian diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 11,38 persen.

IKLAN INFOBRAND.ID

Selanjutnya, pertumbuhan industri makanan dan minuman tembus 8,67 persen, serta industri tekstil dan pakaian jadi mencapai 6,39 persen. Kinerja dari sektor-sektor manufaktur tersebut mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.

Airlangga menilai, momentum Lebaran dan Pilkada pada tahun ini berdampak positif terhadap naiknya permintaan domestik sehingga terjadi pula peningkatan produksi di sejumlah sektor manufaktur, seperti industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki, serta industri percetakan. “Apalagi tahun depan ada Pemilu, demand produknya akan lebih banyak lagi,” ujarnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang menunjukkan peningkatan pada triwulan II-2018 sebesar 4,36 persen secara year-on-year (y-o-y) terhadap triwulan ll-2017. Sementara itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada periode triwulan II-2018 juga mengalami kenaikan 4,93 persen (y-on-y) terhadap triwulan II-2017.

Sedangkan, hasil survei Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari Nikkei juga menunjukkan, indeks PMI pada Juli 2018 naik menjadi 50,5 dibanding Juni 2018 yang mencapai 50,3. Indeks PMI di atas 50 menunjukkan industri mampu ekspansi.

“Kenaikan PMI ini sangat positif, membuktikan bahwa industri manufaktur kita sedang bergeliat. Makanya, kami harus jaga dan terus dorong agar lebih produktif dan berdaya saing,” tutur Airlangga. Nikkei juga menyatakan bahwa hingga Juli, jumlah bisnis baru di Indonesia naik selama enam bulan berturut-turut. Selain itu, tingkat ketenagakerjaan di sektor manufaktur Indonesia juga naik selama dua bulan berturut-turut.

IKLAN INFOBRAND.ID

Menperin optimistis, pertumbuhan industri manufaktur nasional akan lebih meningkat pada triwulan III atau semester II tahun 2018. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif di dalam negeri agar perusahaan-perusahaan bisa lebih agresif dan ekspansif sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

“Kami meyakini bahwa di semester berikutnya nanti ada kenaikan karena industri-industri yang terkait dengan sektor pertambangan, kinerjanya akan membaik disertai dengan kenaikan harga komoditasnya,” ungkap Airlangga.

Apalagi, menurutnya, pemerintah tengah fokus menerapkan revolusi industri generasi keempat sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. “Revolusi industri saat ini sangat dipengaruhi adanya perkembangan teknologi sehingga akan mendorong inovasi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, berdasarkan laporan UNIDO, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dari 15 negara yang industri manufakturnya memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia mampu menyumbangkan hingga mencapai 22 persen setelah Korea Selatan (29 persen), Tiongkok (27 persen), dan Jerman (23 persen).

Bahkan, Indonesia adalah bangsa terbesar di ASEAN yang saat ini telah masuk dalam 1 trillion dollars club economy. “Yang juga bisa membuat kita maju lebih cepat adalah bonus demografi sampai tahun 2030,” imbuhnya.

IKLAN INFOBRAND.ID

Menteri Airlangga meyakini, dengan keunggulan tersebut dan menerapkan industri 4.0, Indonesia akan menjadi negara 10 besar dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. “Ini yang menjadi aspirasi kita dalam meningkatkan produksi, kemampuan ekonomi negara, dan investasi bertambah. Jadi, kami terus pacu agar pertumbuhan industri bisa melebihi 1-2 persen daripada ekonomi,” paparnya.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G

Lengkapi Seri Note 40, Infinix Luncurkan Note 40 Pro 5G-Note 40 Pro+ 5G
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Infinix kembali memanjakan penggemarnya dengan merilis dua ponsel anyarnya yaitu Infinix Note 40 Pro 5G dan Note 40 Pro+ 5G se...


Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia

Peugeot Resmi Hentikan Penjualan di Indonesia
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Produsen otomotif asal Prancis, Peugeot, secara resmi menghentikan penjualan mobil barunya di Indonesia sejak Kamis 2 Mei 2024...


Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 

Dilego Rp7,9 Jutaan, Ini Kelebihan Xiaomi Pad 6S Pro 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Xiaomi Indonesia menawarkan tablet anyar Xiaomi Pad 6S Pro, yang memiliki layar 12,4 inci dan menggunakan sistem operasi Hyper...


Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 

Resmi Meluncur di Indonesia, vivo V30e Dibanderol Segini 
INFOBRAND.ID, JAKARTA - Brand ponsel asal China, vivo, meluncurkan ponsel pintar baru berdesain ramping vivo V30e dengan harga mulai dari Rp4,6 jutaan...