Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 mencatatkan capaian positif dengan membukukan surplus sebesar US$210 juta. Seperti yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia pada Senin (1/7), angka tersebut melejit dibandingkan dengan periode April 2019 yang minus (defisit) US$2,28 miliar.
Adapun, raihan surplus itu ditopang oleh perdagangan pada sektor nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca perdagangan nonmigas ditunjang oleh ekspor nonmigas yang meningkat dan impor nonmigas yang menurun. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas yang menurun dipengaruhi meningkatnya ekspor migas dan menurunnya impor migas.
Neraca perdagangan nonmigas Mei 2019 mengalami surplus US$1,19 miliar, setelah pada bulan sebelumnya mencatat defisit US$79 juta. Pada satu sisi, perkembangan positif tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas dari sebelumnya US$12,37 miliar dolar AS pada April 2019 menjadi 13,63 miliar dolar AS pada Mei 2019.
IKLAN INFOBRAND.ID
Peningkatan terutama terjadi pada komponen lemak dan minyak hewani/nabati, perhiasan/permata, serta bahan bakar mineral. Di sisi lain, impor nonmigas tercatat sebesar US$12,44 miliar, atau menurun US$0,72 juta (month-to-month) dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, serta mesin/pesawat mekanik.
Neraca perdagangan migas tercatat defisit US$98 juta pada Mei 2019, membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$1,49 miliar. Perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor migas, dari US$74 juta pada April 2019 menjadi US$1,11 miliar pada Mei 2019.
Peningkatan terutama didorong oleh komponen ekspor gas sejalan peningkatan volume ekspor, di tengah penurunan harga ekspor gas. Sementara itu, impor migas menurun dari US$2,24 miliar menjadi US$2,09 miliar pada Mei 2019. Penurunan impor migas terutama terjadi pada komponen hasil minyak dan gas, sejalan dengan menurunnya volume ekspor kedua komponen tersebut.
Dengan torehan tersebut, Bank Indonesia berasumsi bahwa surplus neraca perdagangan pada Mei 2019 berdampak positif terhadap prospek neraca transaksi berjalan 2019, yang diprakirakan defisit dalam kisaran 2,5%–3,0% terhadap PDB.
Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah, akan terus bersinergi guna mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat menjaga stabilitas eksternal. Termasuk juga pada sisi prospek neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan untuk bulan selanjutnya hingga tutup buku 2019.
