BNI Syariah kembali torehkan prestasi membanggakan. Kali ini, BNI Syariah berhasil meraih penghargaan The Best Sharia Bank in Asia and Turkey. Tidak hanya itu. Abdullah Firman Wibowo selaku pimpinan BNI Syariah pun dinobatkan sebagai The Best Global Leader in Asia and Turkey 2018 kategori Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN.
Berhasil meraih penghargaan dalam ajang yang telah diselenggarakan sejak tahun 2014 lalu itu, membuat BNI Syariah semakin terpacu untuk terus berinovasi serta meningkatkan literasi dan inklusi perbankan syariah.
“Dengan semangat Hasanah Banking Partner, hal ini tentu juga menjadi salah satu bentuk dukungan BNI Syariah kepada pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dunia, pariwisata, dan industri halal,” ujar Firman di Turki, dalam keterangan tertulis, Senin (26/11/2018).
Dalam acara penganugerahan tersebut dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Turkey, Wardana, Consul General Indonesia untuk Istanbul Turkey, Herry Sudrajat, DEIK Musiad Anarka, Murat, CEO Ekol Group, Mehmet Naci Efe, CEO Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nita Wahyudi, CEO dan Direksi BUMN dan anak perusahaan BUMN, serta perusahaan swasta Indonesia dan Turki.
Raih Laba Bersih Rp306,6 Miliar
Pada triwulan III 2018, BNI Syariah membukukan laba bersih Rp306,6 miliar. Angkanya meningkat 34,3 persen dari September 2017 yang sebesar Rp246,6 miliar.
Pertumbuhan laba bersih ini didapatkan dari pertumbuhan aset BNI Syariah sebesar 21,5 persen secara yoy menjadi Rp38,9 triliun pada September 2018. Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan industri yang sebesar 14,2 persen.
Pembiayaan BNI Syariah sebesar Rp26,9 triliun atau naik 19,3 persen secara yoy. Kontribusi pembiyaaannya adalah segmen consumer sebesar Rp13,6 triliun (50,8 persen), komersial Rp6,1 triliun (22,5 persen), kecil dan menengah Rp5,8 triliun (21,5 persen), mikro Rp1 triliun (3,8 persen), serta Hasanah Card Rp394 miliar (1,5 persen).
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp33,5 triliun atau naik 21,4 persen. Angkanya lebih tinggi daripada pertumbuhan industri yang sebesar 9,6 persen.