JAKARTA - Ghanisa Aesthetic Center merupakan merek yang masih berusia muda di industri layanan dan jasa perawatan wajah di Indonesia. Merek satu ini resmi beroperasi pada 2014. Meski masih berusia 6 tahun, namun merek yang dipimpin oleh Deddy Purnomo dan Hj. Rifatul Minnah ini mampu unjuk gigi sebab berhasil berkembang di saat pandemi menerjang.
“Sejak 2014 alhamdulillah cukup bagus dan banyak peminat menjadi cabang Ghanisa. Saat ini kami menuju proses 16 cabang. Di era pandemi Allah mudahkan penambahan 6 cabang baru, di Jambi, Tangerang, Kalimantan Selatan, Cimahi, dan Pati,” ungkap Deddy, selaku Co Founder Ghanisa Aesthetic Center.
Apa yang membuat Ghanisa Aesthetic Center begitu dilirik sehingga bisa membuka cabang-cabang baru di tengah kondisi sulit tak terlepas dari berbagai strategi yang diusung. Salah satu strateginya yaitu dengan menambah 10 item produk skincare yang sangat memanjakan konsumen dengan harga terjangkau.
Di sisi lain, Deddy mendukung inovasi tersebut dengan memaksimalkan tiga ‘ing’, yakni marketing, branding, dan selling. Menurutnya, sebagus apa pun pelayanan maupun produk yang ditawarkan tentu tidak akan membuahkan hasil tanpa mengoptimalkan tiga kegiatan tersebut. Salah satu strategi yang digunakan ialah menjual produk secara daring.
“Pada awal pandemi memang terasa dampaknya, namun setelah beberapa bulan kembali normal karena kami juga melayani penjualan produk secara online. Kami juga menerapkan protokol kesehatan pada klinik sehingga tidak ada ke khawatiran berelebih bagi customer untuk melakukan perawatan,” papar Deddy.
Sejak awal, Ghanisa Aesthetic Center konsen mengedepankan kenyamanan konsumen di setiap layanannya. Lebih lagi, merek yang identik dengan warna hijau ini menawarkan banyak layanan, di antaranya filler (hidung, dagu dan kantung mata), injeksi skin booster, botox, treadlift, laser nd yag, hifu, injeksi whitening, led mask pdt, RF dan masih banyak lagi tindakan perawatan dengan tekhnologi kecantikan terbaru lainnya.
“Ghanisa Aesthetic Center merupakan alternatif perawatan kecantikan yang terjangkau namun tetap sesuai standar layanan Aesthetic,” tutur Deddy.
Hal yang membuat Ghanisa Aesthetic Center mampu bertahan di tengah resesi ekonomi pun tak terlepas dari brand image yang dibangun selama ini. Ialah layanan kecantikan yang sangat ramah di kantong karena menyasar konsumen kelas middle low.
Itu baru keunggulan yang ditawarkan kepada konsumen. Sementara untuk franchisee, merek satu ini unggul dibandingkan merek sejenis karena tidak adanya royalty fee per bulan dan terjangkaunya nilai investasi.
Dengan bekal semua itu, meski di tahun ini terlihat belum ada kepastian pandemi akan berakhir, Deddy mengaku masih tetap optimis menargetkan pertumbuhan jaringan distributor, reseller, hingga cabang.
“Kami optimis karena Ghanisa Aesthetic Center mampu memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin melakukan perawatan kecantikan dengan biaya terjangkau. Karena kecantikan sudah menjadi kebutuhan hidup bagi kaum hawa saat ini,” tandasnya.(***)
Rahardian Shandy Eko Handito