Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan terus menggenjot neraca perdagangan Indonesia. Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Agus Suparmanto mengatakan pemerintah memiliki beberapa strategi diantaranya terus berupaya meningkatkan ekspor, merevisi kebijakan yang dinilai tidak menunjang kemajuan ekonomi, dan meningkatkan perjanjian perdagangan luar negeri sehingga membuka akses pasar ke negara- negara lainnya.
Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor pun sedang digalakkan kebijakan yang menunjang. Selanjutnya, pemerintah juga terus menggenjot program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Di dunia usaha juga akan dilahirkan kebijakan permudahan untuk berusaha seperti meliputi perizinan maupun UMKM. Bentuk usahanya pun setelah Omnibus Law ini dikeluarkan, baik kemudahan perpajakan dan hal lainnya otomatis akan meningkatkan neraca perdagangan, dunia usaha menjadi lebih mudah, melahirkan pengusaha baru dan menumbuhkan e-commerce. Terkait e-commerce, Menteri Perdagangan mendorong dalam hal meningkatkan jual beli domestik produk.
IKLAN INFOBRAND.ID
“Selama ini penjualan di e-commerce kebanyakan impor, padahal melalui e-commerce ada peluang dengan market pasar yang besar. Sehingga sekarang sedang kita dorong hal ini,” ujarnya. Untuk permasalahan masuknya barangbarang impor dalam hal komoditas konsumsi, Mendag menuturkan akan mengeluarkan kebijakan baru di dalamnya juga mengatur e-commerce. Termasuk dalam penentuan tarif, saat ini tarif bea masuk dikenakan US$75 maka nanti akan direvisi karena dengan tarif ini justru mengakibatkan negara kebanjiran produk impor.
Sebagaimana kita amati bersama, ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian dunia dan dampaknya telah dirasakan oleh banyak pihak. Arahan Presiden Bapak Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor dan menyelesaikan perjanjian perdagangan internasional menjadi upaya untuk meningkatkan neraca perdagangan Indonesia di kancah global.
Pergeseran kekuatan ekonomi dunia dari Eropa dan Amerika ke wilayah Asia, membuka peluang Indonesia dapat turut andil dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia. Jika Indonesia tidak meningkatkan daya saing, maka Indonesia tidak akan beranjak kemana- mana dan bahkan hanya menjadi penonton saja ketika negara- negara pesaing tumbuh pesat. “Pertanyaannya apakah Indonesia siap menghadapi tantangan ekonomi modern yang terintregasi ke dalam lingkup regional maupun global. Harapannya pemangku kebijakan dapat mengambil langkah yang tepat, selanjutnya Indonesia harus bergerak cepat agar meningkatkan daya saing yang positif, memanfaatkan perjanjian perdagangan, dan hasilnya dapat menarik investasi asing ke Indonesia dan sebaliknya mendorong investasi Indonesia ke luar,” tuturnya. []
