JAKARTA, INFOBRAND.ID - JNE, perusahaan jasa kurir terkemuka di Indonesia menggelar buka puasa bersama dengan salah satu mitra kerjanya, Digital Marketig Enthusiast Indonesia (Dimensi), organisasi Nirlaba yang bergerak bersama UKM. Dalam kegiatan tersebut, keduanya mendiskusikan banyak hal termasuk kondisi teraktual tentang kesulitan pengiriman ke Indonesia Timur dengan biaya yang lebih mahal.
Chandra Fireta wakil direktur JNE, mengungkapkan, kerjasama JNE dengan Dimensi lama terjalin. Kerjasama bukan hanya soal bisnis juga bagaimana melakukan pengembangan bersama-sama. Dimensi juga banyak melatih karyawan kita dalam bisnis Online, bersama Dimensi kita berbisnis lebih baik. Dimensi sendiri, menurut Chandra telah memiliki lebih 8.000 anggota jumlah tersebut sangat potensial dalam bisnis digital marketer.
"Jadi kita hari ini bersilaturahmi, bertemu membicarakan hal-hal yang menarik kedepannya,” ucap Chandra Fireta.
IKLAN INFOBRAND.ID
JNE-Dimensi hampir satu tahun bekerjasama. Menhefari, Founder Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi) mengungkapkan, anggota yang tersebar dari seluruh pelosok tanah air berkumpul bersilaturahmi dalam bertukar pandangan tentang bisnis yang dijalani selama ini.
”Lama nggak kumpul, beberapa kali pertemuan kita tunda karena pandemi covid-19. Sekarang kondisi sudah mulai membaik saatnya mengumpulkan teman-teman berbagi pandangan," tutur Menhefari.
Pria berasal di Solok, Sumatera Barat ini menegaskan banyak hal dapat dilakukan untuk mengembangkan bisnis online bersama JNE. Banyak yang datang dari berbagai daerah Cilacap, Surabaya, Kalimatan, Banten, Jakarta.
Menhefari berharap pandemi cepat selesai sehingga dunia bisnis bisa segera kembali bergerak. Kekurangan bisnis online adalah kita tidak bisa usaha sendiri, agar cepat kita butuh mobilitas maka teman-teman mau datang jauh-jauh karena ingin bersilaturahmi langsung dengan JNE. Anggota Dimensi adalah rata-rata adalah pedagang online, sebagian ada juga pemilik garmen maupun pengusaha konveksi.
”Kita jualan, yang kita butuhkan adalah ekpesidisi. Sejauh ini yang paling aman itu bersama JNE, memberikan pelayanan sangat baik. Kalau pembelian COD, alamat tak ditemukan, JNE mau bertangungjawab, mereka mau ganti, dengan yang lain susah," jelas Manhefari.
IKLAN INFOBRAND.ID
Manhefari memulai kegiatan bisnis sebagai pedangang kaki lima di berbagai wilayah di Jakarta. Dia kemudian menekuni bisnis online melalui sistem dropshipper untuk beberapa produk di sejumlah mrketplace.
Pria yang akrab disapa Ef ini juga mengaku tak pernah membayangkan Digital Marketing Enthusiast Indonesia atau Dimensi yang di dirikannya sejak 6 tahun lalu akan berkembang seperti saat ini. Sebab dia tak memiliki pendidikan dibidang IT, dia belajar secara otodidak.
"Jadi fungsi Dimensi di JNE adalah memberikan pengiriman, kami jualan, kami punya paket di kirim lewat JNE, “ katanya.
Dia menegaskan, salah satu misi Dimensi untuk Indonesia adalah bersama membangun UKM. Sejak dua tahu yang lalu sudah 125 UKM yang terbantu melalui program Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga. Sumber dana yang berasal dari member Dimensi tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran. Program ini sudah berjalan di Solok dan Cijeruk yang harapannya akan berkembang ke daerah lain di seluruh Indonesia.
Para penerima Bantuan ini rata-rata adalah pengrajin sepatu dan juga penjual tanaman hias. Semoga kemanfaatan ini semakin luas menyentuh UKM yang membutuhkan bantuan modal. Sedikit kebaikan yang kita ciptakan bersama akan berkembang menjadi kebaikan yang lebih besar.
IKLAN INFOBRAND.ID
”Kita juga bergerak di bidang sosial bersama JNE kita punya program bantu anak yatim dan UKM, kita juga bergerak membantu warga di kepulauan seribu dan beberapa daerah lain,” ujar Ef.
Ef mengungkapkan, dia mulai menekuni dunia bisnis setelah lulus SMA, dikampung halamananya di Solok, dia kemudian mulai merantau ke kota Padang. Dengan modal secukupnya, dia mulai belajar jualan cabe di los sayur pasar Padang itu.
Tiap habis berdagang, Ef selalu sisihkan untuk memuaskan hobinya berselancar di dunia maya. Sebagai pedagan kecil, ia pun harus jatuh bangun membangun usahanya.
”Dulu uang 10.000 saya bagi dua, setengah untuk makan, setengah lagi untuk ke warnet," kenangnya sambil menutup perbincangan.
