Jum'at, 29 Maret 2024

Follow us:

infobrand
10th INFOBRAND

Wika Beton, Berinovasi Kembangkan Digitalisasi K3

Posted by: 772 viewer

Wika Beton, Berinovasi Kembangkan Digitalisasi K3
Syarifudin Syampera, Manajer Divisi QHSE Wika Beton (ketiga dari kiri) bersama Tim

INFOBRAND.ID-PT Wijaya Karya Beton Tbk. (Wika Beton) membentuk Divisi QSHE (Quality, Health, Safety, and Environment) untuk mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Divisi yang dibentuk pada 2018 itu berada di bawah naungan direktur teknik & produksi perusahaan ini.

Divisi QSHE membawahkan bidang quality, HSE, dan sistem manajemen. Ketiga bidang ini berkolaborasi dan bersinergi untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan K3 di Wika Beton. Manajemen perseroan menegaskan bahwa kecelakaan kerja merupakan tantangan K3 di sektor konstruksi.

Divisi QSHE segera menerapkan quick win agar praktik K3 berdampak nyata. Wika Beton mencatatkan nirfatalitas pada 2019 hingga Oktober 2022. “Kinerja Divisi QSHE yang paling berdampak sampai saat ini adalah zero fatality,” ujar Syarifudin Syampera, Manajer Divisi QHSE Wika Beton.

IKLAN INFOBRAND.ID

Pencapaian K3 tak hanya sebatas ini. Manajemen Wika Beton tersenyum lebar lantaran 10 pabrik produk beton milik perseroan memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tingkat Lanjutan (Bendera Emas) dari Kementerian Ketenagakerjaan. Perseroan juga mengantongi sertifikasi internasional ISO 14001:2015, ISO 9001:2015, ISO 45001:2015, dan penghargaan menerapkan K3 dari World Safety Organization.

Hasil K3 lainnya yang membanggakan Wika Beton adalah inovasi digital, yaitu sistem audit digital HSE untuk mempermudah audit K3, HSE Mobile Aplication yang memudahkan sistem pelaporan dari unit kerja ke pusat, dan sistem WTON Visitor untuk menangkal penularan virus Korona. “Ketiga inovasi K3 ini merupakan kebanggaan kami,” ungkap Syarifudin.

Kedepan, Wika Beton ingin mengembangkan digitalisasi K3. Ini adalah jurus perseroan melanjutkan pengembangan kualitas K3 yang berkelanjutan.

Familia Endah T., Ahli muda HSE Wika Beton, mengatakan, Wika Beton rutin memperbarui QHSE dari tahun ke tahun. “Untuk prosedur HSE atau K3, Wika Beton ada 21 prosedur, seperti penanganan kecelakaan, pengelolaan limbah B3 dan non-B3, pengukuran dan evaluasi K3L, pengelolaan alat K3L, hingga pemeriksaan dan awareness Covid-19,” tutur Familia.

Komunikasi internal mengenai K3 diintensifkan setiap hari. Sebagai contoh, ada Toolbox Meeting (TM). Rapat harian ini membahas rencana kerja dan bahaya yang berpotensi ada dari pekerjaan dan aksi pencegahannya.

IKLAN INFOBRAND.ID

TM di Wika Beton ini mengkreasikan budaya keselamatan kerja, meningkatkan literasi K3, dan memitigasi risiko agar setiap tahapan pekerjaan kontruksi mengutamakan aspek K3. Berbicara hal ini, perseroan juga ada HSE Meeting yang membahas program K3, hasil inspeksi, kendala, dan solusinya.

Rapat rutin HSE ini tercatat serta didistribusikan kepada seluruh pegawai. “Toolbox Meeting dan HSE Meeting bisa dijadikan penunjang dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mendiskusikan berbagai masalah pekerjaan terkait K3 serta pelaksanaannya di lapangan,” Familia menjabarkan.

Kemudian, ada pula HSE Talk dan HSE Sharing, forum untuk berbagi pengetahuan dan praktik K3. Serangkaian program K3 itu dilaksanakan oleh seluruh pekerja.

Manajemen Wika Beton mengapresiasi pekerja yang rajin menerapkan K3. Misalnya, dengan memberikan uang tunai kepada individu yang merawat alat pelindung diri (APD). Sebaliknya, sanksi diberikan bila tidak bisa merawat APD.

Selain internal, pelaksanaan K3 juga diberikan kepada pihak eksternal. Wika Beton sering mengadakan vendor gathering. Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. ini memantau para mitranya berdisiplin dan mematuhi K3.

IKLAN INFOBRAND.ID

Tingkat kedisiplinan K3 oleh internal dan eksternal ini kian meningkatkan budaya K3. Familia mengatakan, berdasarkan survei internal menggunakan teori UK Coal Journey Model, pelaksanaan K3 di Wika Beton mencapai skor rata-rata 4, sehingga berada pada tahap Proactive.

Hasil survei yang tak berbeda juga tecermin pada kajian UIN Walisongo Semarang. Survei yang menggunakan teori The Safety Culture and Maturity Model ini menunjukkan rata-rata skor implementasi K3 Wika Beton mencapai 4,24 sehingga berada pada tahap Proactive. Tahap Proactive artinya budaya K3 melibatkan seluruh pekerja dan transparan.

Baca berita lainnya di Google News


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Article Related


Selama Ramadhan, BCA Pastikan Ketersediaan Uang Tunai Rp68,80 Triliun

Selama Ramadhan, BCA Pastikan Ketersediaan Uang Tunai Rp68,80 Triliun
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memastikan ketersediaan uang tunai sebesar Rp68,80 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat...


Tahun lalu, Pendapatan SIG Naik 6,2 Persen

Tahun lalu, Pendapatan SIG Naik 6,2 Persen
INFOBRTAND.ID, JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berhasil membukukan pendapatan mencapai Rp38,65 triliun atau meningkat 6,2 persen year...


2023, Laba Bersih Mitratel Tumbuh 12,6 Persen

2023, Laba Bersih Mitratel Tumbuh 12,6 Persen
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) berhasil mencatatkan laba bersih yang tumbuh 12,6 persen year on year (yo...


Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, BSI Permudah Pembiayaan Faskes

Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, BSI Permudah Pembiayaan Faskes
INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menggandeng Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk mempermudah pembiay...